Jumat, 19 November 2010

Sistem Informasi Akutansi

Wilkinson dan Cerullo (1995, p.5-6) menguraikan pendapatnya tentang sistem akuntansi
dengan menyinggung pengertian bahwa: “Accounting has several facets:
1.
2.
3.
It is an information system in its own right. That is, it employs various systematic
operations to generate relevant information.
Accounting is the “language of business”: it provides the means by which the key
affairs of a business firm are expressed and summarized.
Accounting may be viewed as financial information needed for the overall
functioning of an entity.
Information is intelligence that is meaningful and useful to person for whom it is
intended. System is a unified group of interacting parts that function together to achieve its
purposes.”
Menurut pengertian tersebut, sistem informasi akuntansi adalah merupakan struktur
yang menyatu dalam suatu entitas, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen lain,
untuk merubah data transaksi keuangan/akuntansi menjadi informasi akuntansi dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dari para pengguna atau pemakainya (users).
Beberapa batasan pengertian (definisi) lain yang dapat dikutip misalnya pendapat
Wilkinson (1990) bahwa sistem informasi akuntansi adalah merupakan sistem informasi formal,
memiliki tujuan (kegunaan), tahap, tugas, pengguna, dan sumber daya dan mencakup ke seluruh
kegiatan perusahaan dalam penyediaan informasi bagi semua pengguna di perusahaan tersebut.
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam bukunya yang diterjemahkan oleh
Jusuf, A.A. (1996, h.1) sistem informasi akuntansi adalah, “Kumpulan sumber daya, seperti:
manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi akuntansi.”
Informasi ini dikomunikasikan kepada para penggunanya untuk berbagai pengambilan
keputusan. Sedangkan Mulyadi (2001, h.3) mendefinisikan, ”Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.”
Menurut Niswonger, Fess & Warren diterjemahkan oleh Ruswinarto, H. (1995, h.248),
“Sistem akuntansi adalah suatu sarana bagi manajemen perusahaan guna mendapatkan
informasi yang akan digunakan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan
keuangan bagi pemilik, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan.” Sedangkan menurut
Baridwan (1998, h.6), “Sistem akuntansi terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur
dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai suatu mengenai usaha suatu
kesalahan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-
laporan yang diperlukan oleh manejemen untuk mengawasi usaha-usahanya dan bagi pihak-
pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi.”
Sistem informasi akuntansi terdiri dari unsur-unsur atau komponen yang saling
berinteraksi satu dengan lainnya dan membentuk satu kesatuan dalam suatu struktur bangunan
sistem informasi untuk mencapai sasarannya. Bangunan sistem informasi terdiri dari 6 blok
yang disebut information system building block(Cushing, diterjemahkan Ruhiyat
Kosasih.1983) sebagai berikut:
Blok Masukan (Input Block)
Input merupakan data yang dimasukan ke dalam sistem informasi. Masalah input
mencakup metode-metode dan media (umumnya dokumen sumber, source document)
untuk menangkap data yang akan dimasukkan ke sistem.
Blok Model Proses (Process Block)

19
Blok model ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan
memanipulasi data. Data tersebut disimpan di bank-data dengan cara tertentu untuk
menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan.
Blok Keluaran (Output Block)
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran atau output yang merupakan informasi yang
berkualitas atau laporan-laporan yang berguna untuk tingkat manajemen dan semua
pemakai informasi.
Blok Teknologi (Technology Block)
Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) di dalam sistem informasi. Teknologi
berguna untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data,
menghasilkan dan mengirimkan keluaran (output) dan membantu pengendalian dari
sistem secara keseluruhan.
Blok Basis Data (Database Block)
Kumpulan dari data yang terkait atau berhubungan secara terpadu satu sama lain,
tersimpan diperangkat keras computer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya ini merupakan basis data. Data yang ada dalam basis data perlu
disimpan untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data
perlu diorganisasikan, supaya menghasilkan informasi yang berkualitas. Organisasi basis
data yang juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau
dimanipulasi/diolah dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS
(Database Management Systems)
Blok Kendali (Control Block)
Pengendalian-pengendalian perlu diterapkan di dalam sistem supaya sistem informasi
dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Banyak hal yang dapat merusak sistem
informasi, seperti misalnya terjadi salah proses, salah formula, data input yang
dimasukkan salah atau disalahgunakan, sistem yang belum teruji sudah dijalankan, sistem
tidak sesuai kebutuhan, terjadinya kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem
itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase, bencana alam, kebakaran/
api, air, temperatur, dan sebagainya. Agar resiko yang dapat merusak sistem dapat
dicegah atau bila terlanjur terjadi dapat segera diatasi, perlu dirancang dan diterapkan
beberapa pengendalian intern untuk meyakinkan bahwa segala sesuatunya sudah berjalan
seperti yang seharusnya.
Sedangkan menurut Leitch dan Davis (1992, p8-10), komponen sistem informasi
akuntansi terdiri dari:
Business operations
Dalam suatu organisasi terdapat beberapa aktivitas seperti perekrutan karyawan,
pembelian barang persediaan dan penerimaan kas dari pelanggan. Input sistem informasi
akuntansi disiapkan oleh bagian operasional dan outputnya digunakan untuk mengatur
kegiatan operasional.
Transaction Processing
Transaksi yang dilakukan perusahaan lazimnya ialah penjualan, produksi, (bila
perusahaan industri), dan pembelian. Para penyusun (designer) sistem informasi harus
paham apa dan bagaimana transaksi-transaksi itu diproses.
Management Decision Making
Pada umumnya informasi digunakan untuk bahan pengambilan keputusan berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan pihak manajemen, oleh karena itu informasi menentukan
proses pengambilan keputusan.
Reporting
Dalam menyusun laporan berdasarkan sistem informasi, penyusun sistem (system
designer) harus mengetahui output apa yang dibutuhkan/diinginkan.

20
System Development and Operation
Sistem informasi harus dirancang, diimplementasikan dan dioperasikan secara efektif.
Idealnya user terlibat penuh dalam implementasinya.
Database
Untuk memperoleh database yang baik, perlu dipahami sungguh-sungguh proses
pengumpulan dan penyimpanan data, dan jenis database software.
Technology
Kemampuan dalam perencanaan dan pengelolaan operasi bisnis tergantung dari
pengetahuan teknologi untuk melengkapi pengetahuan mengenai sistem informasi
akuntansi. Pada waktu ini dukungan teknologi komputerisasi dan komunikasi sudah pada
tingkat yang sedemikian rupa sehingga prosedur operasional yang lazim dikenal secara
tradisional sudah berubah secara total, misalnya mengenai otorisasi, pembagian tugas,
hubungan antar organisasi secara elektronis (e-business), dan aspek-aspek keamanan
(karena dengan menggunakan internet berarti kita makin terbuka terhadap akses publik).
Controls
Dalam menyusun sistem pengendalian intern harus dipertimbangkan tingkat kompleksitas
sistem informasi serta perkembangan teknologi.
Interpersonal/Communication Skill
Untuk mempresentasikan hasil kerja secara efektif, system designer harus memiliki
kemampuan komunikasi yang baik secara lisan maupun tulisan.
Accounting and Auditing Principles
Untuk menyusun dan mengoperasikan sistem informasi akuntansi, seorang akuntan harus
mengetahui prosedur akuntansi dan memahami audit terhadap sistem informasi.
Karakteristik
Menurut Mc Leod (2001, p.7), sistem akuntansi memiliki karakteristik atau ciri-ciri
tertentu dibandingkan dengan sistem informasi yang lain, khususnya sistem informasi
manajemen fungsional (Pemasaran, Produksi, Personalia, Keuangan) dan sistem informasi
ekskutif. Pendapat Mc.Leod yang diterjemahkan secara bebas dengan uraian-uraian penjelasan
oleh penulis, adalah sebagai berikut:
a.
Melaksanakan tugas yang diperlukan
Sistem akuntansi merupakan suatu keharusan (is a must) karena para pengelola
(direksi) perusahaan memang diwajibkan oleh stakeholder/ stockholder, yaitu
elemen-elemen lingkungan seperti pemerintah, para pemegang saham dan pemilik
yang menuntut pengelola perusahaan agar melakukan pengolahan data dan
melaporkan hasil pekerjaannya (sebagai pertanggungjawaban, stewardship).
b.
Berpegang pada prosedur yang relatif standar :
Acuan peraturan, sistem dan praktek akuntansi yang diterima umum (general
accepted) pada standar akuntansi keuangan menentukan cara pelaksanaan
pengolahan data akuntansi (record/book-keeping system). Semua organisasi
bisnis/perusahaan dan segala jenis tipe melakukan sistem pembukuan atau
mengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama (standar).
c.
Menangani data rinci
Data yang diolah SIA adalah data transaksi akuntansi yang bersifat raw data dan
detail (rinci) dari transaction processing system. Data tersebut kemudian diolah
dalam bentuk pemilahan/pengelompokan/ penjumlahan untuk dapat menghasilkan
laporan sesuai dengan dimensi yang dikehendaki. Karena data rinci transaksi
akuntansi kemudian diolah dalam berbagai catatan akuntansi menjadi data yang
sudah diakumulasikan, maka sistem harus memiliki mekanisme untuk menjelaskan
kegiatan perusahaan berdasarkan data secara rinci (raw data) semula, yang disebut

21
dengan istilah jejak audit (audit trail).
d.
Berfokus historis
Data yang dikumpulkan dan diolah oleh sistem akuntansi umumnya menjelaskan
apa yang terjadi di masa lampau, yaitu data transaksi akuntansi yang telah terjadi
yang kemudian dilaporkan secara periodik (misalnya laporan bulanan mengenai
kegiatan bulan yang lalu), atau bahkan laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas) mengenai kegiatan perusahaan
selama tahun yang lalu (misalnya dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31
Desember tahun A, sedangkan laporan keuangan audited lazimnya baru dapat
dihasilkan pada bulan Maret tahun B).
e.
Sistem akuntansi menghasilkan sebagian output informasi bagi para manajer
perusahaan. Laporan akuntansi standar seperti laporan rugi laba dan neraca
merupakan contohnya. Ditinjau dari sudut pandang akuntansi keuangan (financial
accounting), informasi yang dihasilkan dalam bentuk laporan-laporan akuntansi
merupakan laporan bentuk baku yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh
para pengguna laporan yang relatif ruang lingkupnya terbatas. Laporan dalam
bentuk neraca misalnya, adalah untuk mengetahui kekayaan perusahaan pada suatu
tanggal tertentu. Sedangkan jika ingin mengetahui penghasilan perusahaan pada
suatu periode tertentu adalah dari laporan laba/rugi. Laporan-laporan tersebut relatif
lebih terbatas kemampuannya untuk mendukung pengambilan keputusan oleh para
manajer.
Menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal
Seperti diuraikan di atas, laporan akuntansi keuangan relatif terbatas untuk dapat
mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer unit fungsional.
Untuk memenuhi kebutuhan para manajer tersebut, dihasilkan laporan akuntansi
manajemen (accounting management). Dengan sistem berbasis komputer, maka
kedua jenis laporan yang bersifat laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi
manajemen dapat dihasilkan dengan relatif lebih mudah dan lebih terpadu. Jadi jika
SIA dipandang sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan akuntansi
keuangan maka dukungan untuk proses pengambilan keputusan relatif minimal dan
standar. Tetapi jika SIA dipandang sebagai sistem informasi manajemen akuntansi
untuk menghasilkan laporan-laporan untuk berbagai unit fungsional termasuk jenis
laporan yang bersifat what if, maka dukungan SIA juga akan bisa maksimal
sepanjang mengenai data transaksi akuntansi.
Dari butir-butir pendapat Mc.Leod tersebut di atas, dapat ditambahkan karakteristik lain
yang dapat diidentifikasi penulis mengeni SIA, sebagai berikut:
g.
Laporan sistem informasi akuntansi (yang dibuat oleh fungsi akuntansi) bersifat
independen terhadap unit fungsional lain.
Sistem akuntansi menghasilkan informasi yang ditinjau dari sudut pandang pucuk
pimpinan perusahaan (top management, direksi) bersifat independen. Yang
dimaksud independen di sini adalah bahwa laporan dari SIA relatif terbebas dari
kepentingan unit fungsional operasional. Misalnya, Bagian Pemasaran akan
cenderung secara subyektif untuk melaporkan nilai penjualan semaksimal mungkin,
karena nilai penjualan yang merupakan salah satu ukuran keberhasilan atau kinerja
bagian tersebut. Sedangkan laporan tentang nilai penjualan (sales) yang dioleh oleh
fungsi akuntansi akan terbebas dari bias, dan diolah melalui mekanisme sistem
akuntansi dan pengendalian intern yang memadai.
f.

22
Prinsip-prinsip Sistem Akuntansi
Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan di dalam penyusunan sistem informasi
akuntansi adalah:
a. Keseimbangan biaya dengan manfaat
Yang dimaksud dengan keseimbangan antara biaya dengan manfaat (cost effectiveness
balance) ialah bahwa sistem akuntansi suatu perusahaan harus di-susun dengan sebaik-
baiknya, tetapi dengan biaya yang semurah-murahnya. Maksudnya adalah sistem akuntansi
harus sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan tetapi juga harus dengan
pertimbangan manfaat yang diperoleh harus lebih besar dari biayanya.
b. Luwes dan dapat memenuhi perkembangan
Ciri khas suatu perusahaan modern adalah perubahan (organization change). Setiap
perubahan harus terus-menerus menyesuaiakan diri dengan lingkungan dan
perkembangannya, termasuk perubahan kebijakan, perubahan peraturan, dan perkembangan
teknologi. Sistem akuntansi harus luwes dalam menghadapi tuntutan perubahan tersebut
(flexibility to meet future needs).
c. Pengendalian internal yang memadai
Suatu sistem akuntansi harus dapat menyajikan informasi akuntansi yang diperlukan oleh
pengelola perusahaan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik, maupun kepada pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya. Informasi yang disajikan harus bebas bias, error, dan
hal lain yang dapat menyesatkan. Selain dari itu sistem akuntansi juga harus dapat menjadi
alat manajemen untuk menjalankan/mengendalikan operasi perusahaan, termasuk
pengamanan aset atau harta perusahaan (adequate internal controls).
d. Sistem pelaporan yang efektif
Bila kita menyiapkan laporan, maka pengetahuan tentang pemakai laporan (yaitu mengenai
keinginannya, kebutuhan saat ini dan yang akan datang) dapat diketahui dengan sebaik-
baiknya sehingga kita dapat menyajikan informasi yang relevan dan dipahami oleh mereka
yang menggunakannya.
Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Dari penjelasan tentang definisi sistem akuntansi maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari sistem akuntansi adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada berbagai pihak yang
membutuhkan informasi tersebut, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Sistem akuntansi
adalah sistem informasi, atau salah satu subset/subsistem dari suatu sistem informasi organisasi.
Menurut buku terjemahan Hall (2001, h.18), “Pada dasarnya tujuan disusunnya sistem informasi
adalah:
a.
Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen suatu
organisasi/perusahaan,karenamanajemenbertanggungjawabuntuk
menginfomasikan pengaturan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.
Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, karena sistem informasi
memberikan informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen untuk melakukan
tanggung jawab pengambilan keputusan.
Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi
membantu personil operasional untuk bekerja lebih efektif dan efisien.”
b.
c.
Menurut Mulyadi (1993, h.19-20), sistem informasi akuntansi memiliki empat tujuan
dalam penyusunannya, yaitu :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.

23
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk
memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
Dari tujuan dan karakteristik sistem akuntansi di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa tujuan dan karakteristik sistem akuntansi berkaitan dengan kegiatan pengelolaan data
transaksi keuangan dan non keuangan menjadi informasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pemakainya (accounting information users).
Sistem informasi akuntansi juga mengalami perkembangan-perkembangan, mulai dari
konsep double entry book keeping system yang diperkenalkan oleh Lucas Paciolo pada abad ke-
17, sampai saat ini sebagai sistem berbasis komputer, bahkan kini menjadi bagian integral dari
keseluruan sistem terpadu yang disebut enterprise information system. Faktor-faktor yang
mendorong perkembangan sistem informasi akuntansi sampai dalam bentuknya
sekarang ini antara lain adalah sebagai berikut:
Perkembangan sistem pengolahan data dan peralatannya yang memungkinkan sistem
informasi akuntansi tidak hanya mampu menyajikan laporan akuntansi keuangan,
melainkan juga berbagai informasi akuntansi manajemen dan bahkan laporan-laporan non-
keuangan yang sangat penting bagi dukungan pengendalian organisasi.
Meningkatnya kompleksitas operasional perusahaan menyebabkan sistem informasi
(khususnya informasi akuntansi menjadi makin penting sebagai alat bantu manajemen).
Meningkatnya kompleksitas organisasi, multinasional, konglomerasi dan organisasi maya
(virtual organization), menyebabkan perlunya perhatian dan kesungguhan untuk
membangun, mengelola dan memberdayakan sistem informasi akuntansi menjadi makin
meningkat.
“Tempo” kegiatan, speed, dan tingkat toleransi pelayanan makin rendah, artinya suatu
kesalahan pengambilan keputusan dapat langsung mempunyai damapak yang relatif cukup
besar. Karena itu peranan sistem informasi akuntansi dalam menyediakan bahan untuk
proses pengambilan keputusan makin penting.
Terjadinya globalisasi kegiatan dan makin perlunya sistem informasi akuntansi menjadi
media komunikasi bisnis antar lokasi dan antar negara.
Sistem informasi akuntansi makin diperlukan untuk memberikan masukan maupun sebagai
alat pemicu (trigger) bagi pengembangan sistem informasi manajemen fungsional lainnya.
Siklus Proses Transaksi
Istilah pemrosesan transaksi merupakan aktivitas dalam perusahaan yang perlu
dilaksanakan dalam mendukung kegiatan operasinya sehari-hari. Di dalam kurun waktu satu
siklus periode tertentu, suatu perusahaan menghadapi ribuan transaksi keuangan yang perlu
dibukukan/diolah untuk menghasilkan laporan akuntansi keuangan dan laporan akuntansi
manajemen. Meskipun dalam kurun waktu satu periode akuntansi jumlah transaksinya ribuan,
bahkan jutaan, namun pada hakekatnya tipe-transaksi yang ada dapat dikelompokkan dalam
beberapa jenis siklus transaksi (transaction cycle type), yaitu: (1) yang berkaitan dengan
penjualan dan piutang-usaha, (2) yang berkaitan dengan pembelian dan utang-usaha, (3) dan
yang berkaitan dengan kegiatan produksi.
Dalam kegiatan bisnis yang transaksinya berjumlah ribuan (Hall, 2001, h.12), agar
perusahaan dapat secara efisien menangani volume transaksi sebesar itu, transaksi yang sejenis
dikelompokkan dalam siklus proses transaksi (accounting transaction cycles), yaitu antara lain
siklus pendapatan (revenue cycle), siklus pengeluaran (expenditure cycle), siklus gaji dan upah
(personnel cycle), dan siklus konversi (conversion cycle) yang mencakup penggunaan mesin

24
sebagai komponen harga pokok penjualan barang yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.
Sedangkan menurut George H. Bodnar dan William S.Hopwood yang diterjemahkan
oleh Jusuf, A.A. (1996, h.136) bahwa arus transaksi operasional dapat dikelompokan sesuai
dengan empat siklus aktivitas bisnis, yaitu:
Siklus Pendapatan, kejadian yang terkait dengan distribusi barang/ jasa kepada
pihak lain dan penagihan pembayarannya.
Siklus Pengeluaran, kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang/jasa dari
pihak lain dan penetapan kewajiban yang berkaitan.
Siklus Produksi, kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya
menjadi barang/jasa.
Siklus Keuangan, kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana
modal, termasuk kas.”
Pembagian siklus dan pengelompokan bagian mana yang masuk ke siklus tertentu
adalah bukan suatu ketentuan yang bersifat eksak. Tidak semua ahli mempunyai pendapat yang
sama mengenai siklus dan proses transaksi apa saja yang termasuk dalam tiap siklus tersebut.
Beberapa ahli berpendapat bahwa yang dimaksud siklus pengeluaran adalah pembelian bahan
baku, seperti pendapat Bodnar di atas. Pendapat yang lain menganggap bahwa gaji dan upah,
serta pembelian mesin termasuk dalam siklus pengeluaran. Pendapat lain menyatakan bahwa
gaji dan upah serta mesin termasuk dalam siklus produksi (atau konversi) disamping pembelian
bahan baku karena ketiganya adalah merupakan komponen harga pokok produksi barang.
Menurut Hollander (2001, p.5) paling tidak suatu perusahaan melakukan tiga tipe proses
(at least three business processes, yaitu: acquisition/payment process, conversion process, dan
sales/collection process). Adapun menurut Mulyadi (2001, h.15), “Untuk menangani kegiatan
pokok perusahaan, umumnya dirancang sistem akuntansi yang terdiri dari: (1) Sistem Akuntansi
Pokok, (2) Sistem Akuntansi Piutang, (3) Sistem Akuntansi Utang, (4) Sistem Akuntansi
Penggajian dan Pengupahan, (5) Sistem Akuntansi Biaya, (6) Sistem Akuntansi Kas, (7) Sistem
Akuntansi Persediaan, dan (8) Sistem Akuntansi Aktiva Tetap.” Yang dimaksud dengan sistem
akuntansi pokok adalah sistem pembukuan (record/book-keeping system), yaitu mulai jurnal
sebagai book of original entry atas transaksi-transaksi akuntansi, posting ke ledger, trial
balance, dan pada akhirnya menghasilkan laporan keuangan (financial statement). Perlu dicatat
bahwa sudah barang tentu sistem akuntansi suatu perusahaan tergantung dari beberapa faktor,
antara lain skala besaran usaha, ada tidaknya cabang, jenis perusahaannya (manufacturing,
trading, banking, hotel, retail), dan sebagainya.
Pemahaman mengenai siklus transaksi sangat penting bagi para akuntan atau
information systems expert di dalam menjalankan tugasnya sebagai evaluator sistem atau
sebagai auditor, maupun di dalam melaksanakan studi sistem pada saat akan melakukan
pengkajian current system dan mengidentifikasi requirement dan untuk dapat mem-proposed
new system. Konsep siklus-siklus pemrosesan transaksi sebagai subsistem-subsistem dari sistem
informasi akuntansi akan dapat lebih memudahkan pembagian tugas dalam kelompok kerja di
antara para anggota tim. Di samping itu konsep ini juga dapat lebih memudahkan pekerjaan
mereka, karena dengan pola itu obyek kajian dapat dilihat dengan cara pandang yang lebih
sederhana. Bisa dilihat secara sistemik (artinya menyeluruh/komprehensif sebagai satu kesatuan
tetapi terbagi dalam area-area yang lebih managable small), serta dapat dikerjakan secara
sistematis (bertahap dalam urutan-urutan yang logis).
Untuk lebih memahami konsep sistem, komponen, dan subsistemnya berikut ini
diagram untuk menyamakan persepsi beberapa istilah (terminologi) yang banyak dibahas di
buku ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar